Dalam pengembangan aplikasi backend menggunakan Node.js, salah satu hal paling penting adalah bagaimana mengelola data dengan efektif. Untuk itu, kita butuh koneksi yang baik dengan database. Pada dasarnya, ada dua jenis database yang umum dipakai: SQL (Relasional) dan NoSQL (Non-Relasional).
Di artikel ini, kita akan bahas perbedaan antara SQL dan NoSQL, bagaimana cara menghubungkan Node.js ke kedua tipe database ini, serta tips agar koneksi database di Node.js kamu berjalan lancar dan mudah dikelola.
Database SQL adalah jenis database relasional yang menyimpan data dalam tabel dengan struktur yang ketat dan terdefinisi melalui schema. Contohnya adalah MySQL, PostgreSQL, dan Microsoft SQL Server. Cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan integritas data tinggi, transaksi kompleks, dan relasi antar data yang jelas.
NoSQL adalah database non-relasional yang menyimpan data dalam format yang lebih fleksibel, seperti dokumen, key-value, graph, atau column. Contoh populer adalah MongoDB, Redis, dan Cassandra. NoSQL sangat cocok untuk aplikasi dengan data semi-terstruktur, kebutuhan skalabilitas tinggi, dan cepat berkembang.
Untuk menghubungkan Node.js dengan database SQL, kita biasanya menggunakan package khusus seperti mysql2
untuk MySQL atau pg
untuk PostgreSQL.
Pertama, install package mysql2
:
npm install mysql2
Kemudian buat koneksi ke database MySQL:
const mysql = require('mysql2');
const connection = mysql.createConnection({
host: 'localhost',
user: 'root',
password: 'passwordmu',
database: 'mydb'
});
connection.connect(err => {
if (err) {
return console.error('Koneksi gagal: ' + err.message);
}
console.log('Terhubung ke database MySQL!');
});
// Contoh query sederhana
connection.query('SELECT * FROM users', (err, results) => {
if (err) throw err;
console.log(results);
});
connection.end();
MongoDB adalah salah satu database NoSQL yang paling populer dan banyak digunakan bersama Node.js. Untuk memudahkan interaksi dengan MongoDB, kita sering menggunakan mongoose
sebagai ODM (Object Data Modeling).
Install package mongoose
:
npm install mongoose
Lalu buat koneksi seperti ini:
const mongoose = require('mongoose');
mongoose.connect('mongodb://localhost:27017/mydb', {
useNewUrlParser: true,
useUnifiedTopology: true
}).then(() => {
console.log('Terhubung ke MongoDB!');
}).catch(err => {
console.error('Gagal koneksi ke MongoDB:', err.message);
});
Aspek | SQL | NoSQL |
---|---|---|
Struktur Data | Tabel dengan schema tetap | Format fleksibel (dokumen, key-value) |
Skema | Ketat dan terdefinisi | Fleksibel, bisa berubah-ubah |
Transaksi | Mendukung transaksi kompleks | Dukungan transaksi terbatas |
Skalabilitas | Vertikal (tambah resource server) | Horizontal (tambah node server) |
Contoh Database | MySQL, PostgreSQL, SQL Server | MongoDB, Redis, Cassandra |
Gunakan Async/Await
Untuk menjaga kode tetap rapi dan mudah dibaca, gunakan async/await saat melakukan operasi database.
Tangani Error dengan Baik
Selalu gunakan blok try...catch atau callback error handling untuk memastikan aplikasi tidak crash saat koneksi gagal.
Pakai ORM/ODM jika Perlu
Gunakan ORM (seperti Sequelize untuk SQL) atau ODM (seperti Mongoose untuk MongoDB) untuk memudahkan pengelolaan model dan query.
Connection Pooling
Untuk performa lebih baik, gunakan connection pooling agar koneksi database dapat dipakai ulang tanpa harus buat koneksi baru setiap request.
Pemilihan antara SQL dan NoSQL tergantung pada kebutuhan proyekmu:
Node.js sangat fleksibel untuk diintegrasikan dengan kedua jenis database ini. Jadi, kamu bisa gunakan keduanya dalam satu aplikasi sesuai kebutuhan.